Minggu, 06 Mei 2012

Indonesian Movie Lover

Sebagai salah seorang movie lover yang jatuh cinta pada bioskop pada pandangan pertama saya berusaha untuk selalu update informasi dan menonton film terbaru. Namun nasib berkata lain, sekarang saya ditempatkan di kota kecil “agak” pedalaman Kalimantan yang bisa dipastikan tak ada bioskop semacam cinema 21, XXI bahkan layar tancap saja susah ditemukan keberadaannya. 

Untunglah koneksi internet telah menjamah hampir seluruh pelosok Indonesia jadinya meski tak bisa menyaksikan langsung di bioskop setidaknya berita dan resume film saya masih dapat baca di dunia maya. Dan maaf kadang saya khilaf mendownloadnya (ini termasuk membajak ya??? I’m sorry).

Akhir-akhir ini film Indonesia mulai menampakan taringnya di kanca internasional terbukti dengan banyaknya film yang berhasil menyabet penghargaan. Salut! Four tumbs up for all Indonesian movie maker. Seperti cuti kemaren saya sempat menyaksikan film The Raid yang menguncang dunia dengan aksi laga yang tak kalah dari film-film Hollywood. Bisa dibilang film ini adalah proyek terlaris film Indonesia yang mampu menuai sukses tak hanya di Indonesia tapi juga Eropa dan Amerika. Malahan kalau nggak salah info film ini bakal diremake sama PH dari Hollywood. Hebat!


Saya bersyukur para sineas Indonesia memberikan karya terbaik dan berkualitas untuk dinikmati penonton di tengah maraknya film hantu seksi yang dibalut adegan berbau pornografi dan pornoaksi. Dan saya harap penonton juga mulai kritis memilih film karena banyak film yang berbobot plus memiliki seabrek penghargaan harus kalah di angka penjualan melawan film berbau horsek tadi.

Nah, belum lama ini juga ada beberapa film yang membanggakan Indonesia dengan memenangkan festival film di luar negeri seperti Dilema dan Modus Anomali. Belum lagi film The Lovely Man yang sukses mengantarkan actor Doni Damara sebagai the best actor di Asian Film Award mengalahkan actor jagoan Asia Andy Lau. Wow!!! Jadi merinding dengarnya. I’m very proud as Indonesian movie lover. 

Ini adalah beberapa resume singkat tentang film Dilema dan Modus Anomali yang pengen saya tonton. Buat temen-temen yang dapat menjangkau bioskop saya nitip salam buat filmnya ya, bilang sama mereka untuk sementara waktu saya hanya bisa menunggu bajakannya beredar. Hehehheee… sekali lagi harap maklum saya sedang di daerah “agak” pedalaman.



Modus Anomali adalah film karya Joko Anwar. Seperti yang kita tahu Joko Anwar ini dulu sukses dengan film bergenre serupa yaitu Pintu Terlarang yang berhasil mendapat Best of Puchon di Puchon Internasional Fantastic Film Festival Korea Selatan. Film Modus Anomali ternyata mendapat penghargaan juga di festival Bucheon Award dalam ajang Network of Asian Fantastic Films (NAFF) di Korea Selatan. 

Film ini menceritakan seorang pria bernama Jhon dan keluarganya yang sedang berlibur. Mereka menginap dalam suatu kabin yang ada di dalam hutan. Tiba-tiba saja ada seseorang yang datang tanpa diundang. Sesaat kemudian Jhon amnesia dan hilang ingatan. Ia sama sekali tidak menyadari apa yang telah terjadi. Jhon merasa aneh dan ingin mengetahui apa yang telah terjadi dan siapa dirinya. Namun ada sebuah petunjuk di dalam kabin berupa rekaman seorang perempuan yang sedang hamil dan mau dibunuh. Rupanya gambar tersebut merupakan istri dan anaknya Jhon.

Kini, Jhon telah terpisah dari keluarganya, ia harus menemukan keluarganya dan berpacu dengan waktu jika ingin keluarganya kembali. Tapi, sementara itu, di hutan juga ada sebuah keluarga lainnya yang mungkin saja memiliki kaitannya dengan keanehan yang sedang Jhon alami. Sayangnya kisah dalam film Modus Anomali berakhir dengan tragis, dimana istri dan kedua anak Jhon tewas di bunuh.

Melihat cuplikannya di youtube saja sudah membuat saya merinding dan penasaran. Penuh teka-teki dan kejutan. Pokoknya top banget acting Rio Dewantonya. Full ekspresi ketakutan!

 
Film kedua yang pengen saya tonton yaitu Dilema sebuah film drama yang menceritakan menceritakan Jakarta, kota yang mempertemukan berbagai karakter, takdir, kebaikan, kejahatan, cinta dan ambisi. Kadang berbuah kesuksesan, kadang berbuah kedukaan.Tanpa disadari karakter-karakter penghuni kota Jakarta tersambung dalam garis lurus takdir yang saling berhubungan dan menghadapkan mereka kepada dilema batin yang menjebak mereka sendiri. Dibagi menjadi beberapa segmen film terdiri dari The Big Boss, The Officer, Rendezvous, The Gembler dan Garis Keras. (sumber:Wikipedia)

Saya baru tahu kalau film ini dirilis 23 Februari 2012. Waduh telat lagi! Berita terbaru menyebutkan kalau film ini mendapat penghargaan di International Festival of Detective Film Moskow sebagai Best Future Film.

Jayalah terus film Indonesia!(melamun ngarep ada produser yang nawarin main film, DUBRAK!!! Ngayal lagi hehehhee)



2 komentar:

  1. i'll visit it.. salam kenal
    agunx

    BalasHapus
  2. film animasi buatan Indonesia juga bagus-bagus lo, ya meski belum ada yang sampai bentuk film layar lebar, baru ada film serial dan film pendek. Semoga makin bagus perkembangannya.

    BalasHapus