Sudah jadi kebiasaan buat saya dan teman-teman menghabiskan waktu off bersama seperti jalan-jalan, main futsal atau bikin acara makan bareng.
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman menarik ketika berkunjung ke air terjun Jantur Inar saat off kedua hari kamis kemaren. Ini adalah kali pertama saya datang ke sana setelah hampir dua tahun menetap di kota Melak. Di kota ini ada banyak air terjun dengan ketinggian yang beragam. Letak satu dan lainnya lumayan jauh. Terlebih air terjun yang saya kunjungi ini, bila dihitung dari rumah saya di Melak membutuhkan waktu lebih dari satu jam perjalanan menggunakan motor matic dengan kecepatan rata-rata 60km/jam. Jadi jaraknya dari tempat tinggal saya sekarang kurang lebih 60 km.
Yang paling menarik dari perjalanan kali ini adalah pemandangan di kanan dan kiri jalan yang menampilkan hijaunya hutan Kalimantan. Selain itu jalanan berkelok-kelok menaiki dan menuruni bukit juga menjadi suatu tantangan tersendiri yang mengasyikan.
Kawasan wisata air terjun ini dibuka gratis untuk umum, namun menurut cerita salah seorang teman saya ketika hari Minggu ada penarikan karcis masuk. Jadi buat teman-teman yang tertarik datang ke sini lebih baik datang pada hari biasa kalau pengen gratisan.
Yang perlu diwaspadai ketika berkunjung ke sini adalah jalan masuk dari jalan utama ke tempat wisata masih berupa jalan tanah yang licin saat musim hujan tiba. Seperti pengalaman kami kemaren, berkunjung saat hujan tiba. Hasilnya jalan licin banyak yang nyaris terpeleset , bahkan ada beberapa teman yang terjatuh. Tak hanya itu dari tempat parkir menuju air terjun terdapat tangga menurun yang cukup curam. Tangga ini terbuat dari kayu, kondisinya sangat licin dan banyak yang sudah rapuh. Tercatat dua kali teman saya terjatuh di tangga ini.
Namun perjuangan ke tempat ini rasanya terbayar lunas ketika menyaksikan ciptaan Allah yang begitu menakjubkan. Sebuah air terjun dengan lingkungan sekitar yang masih hijau nan asri. Sayang ketika ke sana saat hari hujan jadinya airnya sedikit keruh padahal saat cuaca cerah airnya jernih, turun dari atas air terjun lalu mengalir di sungai berbatu yang cukup dangkal.
Eitss tapi jangan senang dulu karena tangga naik ke tempat parkir yang tersusun rapi nan tinggi menyerupai tangga-tangga shaolin di film Boboho sudah menanti untuk dinaiki. Kewaspadaan tetap diperlukan agar tak terjatuh dan tenaga ekstra wajib tersedia. Asli! Perjalanan menaiki tangga ini sangat berat. Kalau boleh usul please sediakan ekskalator dong!
Kesimpulannya, tamasya kali ini sangat menantang dan menyenangkan. Dan buat pemerintah daerah saya punya sedikit usul untuk memperbaiki dan menambah fasilitas umum yang ada agar pengunjung lebih betah dan nyaman. Oh iya terkait soal keselamatan tolong tangganya diperbaiki.
air terjun yang menyejukkan..
BalasHapusiya.. masih asri lagi hutannya
Hapus